HmI Adalah sebuah organisasi mahasiswa didirikan pada tahun 1947 yang berlandaskan nilai-nilai Islam. Sebagai organisasi pengkaderan, HMI memberikan wadah bagi para anggotanya untuk mengembangkan potensi diri, berorganisasi, dan berkontribusi bagi masyarakat.
HmI Adalah sebuah organisasi mahasiswa didirikan pada tahun 1947 yang berlandaskan nilai-nilai Islam. Sebagai organisasi pengkaderan, HMI memberikan wadah bagi para anggotanya untuk mengembangkan potensi diri, berorganisasi, dan berkontribusi bagi masyarakat.
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) adalah organisasi mahasiswa Islam yang didirikan pada 5 Februari 1947 bertepatan pada 14 Rabiul Awal 1366 H di Yogyakarta oleh Lafran Pane dan kawan-kawan. HMI memiliki dua komitmen asasi yaitu komitmen ke-Indonesia-an dan ke-Islam-an. yang tertuang dalam tujuan HmI "Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam, dan bertangung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT"
Keindonesiaan
Mempertahankan Negara Republik Indonesia dan mempertinggi derajat Rakyat Indonesia
Keislaman
Menegakkan serta mengembangkan ajaran agama Islam.
Hymne HMI merupakan karya Raden Muslimin Akbar (kader HMI Cabang Medan) yang disahkan pada kongres ke-V HMI di Medan, tanggal 24 -31 Desember 1957.
Kualitas Insan Cita
Five Qualities of a Human Being
Akademis
Insan Akademis
I
Pencipta
Insan Pencipta
N
Pengabdi
Insan Pengabdi
S
Islam
Alquran
A
Tanggung Jawab
Adil & Makmur
N
Komisariat
Komisariat HmI Cabang Jayapura
HmI Komisariat
Hmi Tingkatan Komisariat
HMI Komisariat adalah struktur organisasi Himpunan Mahasiswa Islam di tingkat fakultas atau perguruan tinggi. Komisariat merupakan unit terkecil dalam HMI yang berada di bawah koordinasi HMI Cabang. sampai hari jumlah komisariat yang berada di bawah naunga HmI cabang jayapura berjumlah 9 komisariat yang tersebar di wilayah kota jayapura dan kabupaten jayawijaya
Hubungan HMI Komisariat dan HMI Cabang
Komisariat berkoordinasi dengan HMI Cabang dalam menjalankan program kerja, terutama dalam hal perkaderan, advokasi, dan pengembangan anggota.
Sekalipun agama lebih tinggi daripada akal, karena ia sejalan dengan akal atau tidak bertentangan dengannya, maka agama hendaknya didekati melalui jalan argumen yang masuk akal, dengan metode yang kritis
A A APantai Ciberi merupakan salah satu destinasi wisata alam yang terletak di Kampung Enggros yang berada pada wilayah administrasi Distrik Jayapura Selatan, Kota Jayapura, Provinsi Papua, yang dikelilingi oleh vegetasi pantai seperti pohon kelapa, ketapang laut, pohon kasuari dan menjadi tempat bersantai bagi masyarakat sekitar, tapi juga kerap digunakan sebagai lokasi kegiatan sosial, edukatif, dan keagamaan.Selain keindahannya, Pantai Ciberi menghadapi tantangan isu lingkungan yaitu Abrasi Pantai, terutama dalam beberapa tahun terakhir. Proses abrasi dipicu oleh beberapa faktor, pertama dari faktor alam, melansir dari data Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kota Jayapura Tahun 2013-2033 Kampung Enggros merupakan kawasan yang berhadapan langsung dengan laut lepas/Samudra Pasifik. Hal ini menyebabkan perubahan iklim terjadinya kenaikan permukaan air laut dan variabilitas iklim musiman. Berikutnya adalah terindikasikan abrasi Pantai Ciberi dikarenakan perubahan perputaran arus laut akibat adanya pilar-pilar yang menopang Jembatan sehingga membuat Pantai Ciberi terabrasi akibat penyusutan garis Pantai.Isu abrasi yang mengancam Pantai Ciberi tidak muncul tanpa dasar. Sejumlah data dan penelitian memperkuat urgensi penanganannya. Penelitian Baigo dan Kalor (2022) mencatat adanya perubahan garis pantai yang signifikan di sepanjang Teluk Yos Sudarso, termasuk wilayah Pantai Ciberi. Data dari Balai Wilayah Sungai Papua, Kementerian PUPR (2024), menunjukkan bahwa pemerintah telah mengalokasikan anggaran khusus untuk pengamanan kawasan ini dari abrasi.Laporan harian Cenderawasih Pos edisi 15 Februari 2025 turut menyebutkan penyusutan garis pantai akibat hantaman gelombang yang kian intens. Sementara itu, kajian terbaru oleh Fretes, Tommi, dan Lamba (2025) dalam Jurnal Ilmu Teknik Perencanaan Tata Ruang dan Teknik Sipil menyimpulkan bahwa tingkat kerusakan Pantai Ciberi akibat abrasi tergolong parah. Penelitian yang dilakukan dalam rentang 2014–2024 ini mencatat adanya perubahan garis pantai secara signifikan berdasarkan pengukuran berkala setiap dua tahun.Temuan-temuan ini seharusnya menjadi peringatan bagi semua pihak bahwa abrasi bukan isu minor, melainkan ancaman nyata terhadap keberlanjutan wilayah pesisir di Jayapura.Pencegahan terhadap abrasi yang mengakibatkan terkikisnya garis Pantai bahkan bisa saja sampai berpotensi menghilangkan Pantai Ciberi harus dilakukan. Usulan dan rekomendasi terhadap pencegahan abrasi Pantai Ciberi antara lain:Peningkatan Pengelolaan dan Kebijakan, seperti koordinasi pemerintah dengan pihak-pihak terkait atas izin resmi dari KLHK, mendorong program penanganan abrasi Pantai Ciberi ke RPJMD 2025-2030 untuk mendapatkan APBD berkelanjutan, mendorong pembentukan Pokja di DPRD untuk pengawalan isu, dan SK Walikota tentang zona prioritas penanganan lingkungan Pantai Ciberi, Pemberian status zona lindung pesisir pada garis Pantai Ciberi yang nantinya tidak dilakukan pembangunan permanen tanpa rekomendasi lingkungan.Rekayasa Konstruksi, seperti: breakwater (pemecah gelombang lepas pantai) dengan tujuan mengurangi kekuatan gelombang, memasang konstruksi yang memuat material dengan ketahanan atas pengikisan sebagai proteksi fisik, dan mengembalikan lebar pantai yang hilang dengan sedimentasi ataupun material lainnya sebagai perisai alami.Restorasi Ekosistem Pesisir, dengan misalnya menanam kembali vegetasi pantai seperti mangrove maupun tumbuhan pesisir alami untuk memperkuat ketahanan alam terhadap abrasi, dan pembangunan/pemulihan bukit pasir.Kolaborasi Pemerintah, Stake Holders dan Masyarakat Adat tentang konservasi berbasis Masyarakat, semisal edukasi maupun pelatihan tentang kesadaran lingkungan pesisir Pantai, pengurangan bahkan pelarangan sampah plastic, dan hal lainnya tentang perawatan Pantai, Mendorong topik Kurikulum Pendidikan tentang Muatan Lokal mengenai Lingkungan sejak dini (SD,SMP, SMA atau sederajat) serta Kolaborasi Bersama Perusahaan tentang program tanggung jawab sosial (CSR Hijau)Monitoring Pengawasan dan Pemantauan yang Berkelanjutan, seperti pemantauan aktivitas pergerakan tepi Pantai, evaluasi efektivitas struktur dan vegetasi seperti contoh pengukuran garis Pantai dan dokumentasi Pantai secara berkala.Penelitian dan Penilaian Kompherensif, yang melibatkan berbagai disiplin ilmu tentang dinamika pergerakan air laut dan pengaruh terhadap kawasan pesisir Pantai, serta melakukan audit tahunan terhadap kondisi Pantai Ciberi dan keberlanjutan pemulihan.Pengelolaan Limbah Yang Berdampak Pada Kawasan Konservasi Mangrove TWA Youtefa, seperti mendorong SOP Pengelolaan Limbah Usaha Sekitar dan Usaha yang limbahnya berdampak pada kawasan konservasi mangrove, perlibatan pemuda sekitar dalam patroli pengawasan limbah yang dibawa, penempatan zona sampah terpilah dan menarik, serta pelatihan pengauditan limbah yang dilakukan oleh DLH Kota Jayapura.Baca Juga : Harmoni Nikel dan Konservasi: Visi Papua untuk Masa Depan Energi DuniaPembangunan Infrastuktur tentunya kita tau bahwa akan menaikkan roda perputaran ekonomi yang cepat, pelayanan public yang lebih baik, menghubungkan konektivitas antar wilayah, serta membuka peluang pengembangan daerah yang berkembang dan lainnya. Namun dilain sisi bahwa pembangunan infrastruktur tidak menitik beratkan pada factor-faktor itu saja, ada hal yang menjadi sangat penting untuk diperhatikan yaitu terkait dengan lingkungan. Pembangunan Infrasuktur modern di Kota Jayapura harus diromantikkan antara pembangunan selaras dengan prinsip ekologis, sebagai komitmen terhadap Pembangunan yang berKelanjutan.Baca Juga : Harmoni Nikel dan Konservasi: Visi Papua untuk Masa Depan Energi DuniaAtas dasar basis moral dan intelektual, masih banyak lagi isu terkait dengan lingkungan dan keselarasannya dengan pembangunan di Kota Jayapura, sehingga kami mengajak seluruh elemen untuk terlibat dan mengawal arah pembangunan (green economy) diKota tercinta ini untuk masa depan generasi mendatang. Sesuai dengan motto Kota Jayapura “Hen Tecahi Yo Onomi T’mar Ni Hanased” yang artinya “Satu Hati Membangun Kota, Untuk Kemuliaan Tuhan” yang tidak hanya menjadi kata-kata administrative saja, tetapi mempunyai nilai-nilai moral dan filosofis yang memuatkan pesan persatuan dalam keberagaman, kolaborasi dalam pembangunan dan kesadaran dimensi spiritual tentang pembangunan tidak hanya menjadi urusan duniawai tetapi merupakan kerja atas tanggung jawab sebagai manusia kepada Tuhan YME, sehingga diharapkan menjadi kota yang damai, bermartabat, diberkati dan diberkahi menjadi Rahmat seluruh bagi seluruh alam.Mari kita semua membangun bukan dengan ambisi buta, Tapi dengan hati yang dibisik oleh semesta, Agar anak cucu kelak menyapa, Di Kota Jayapura, yang tumbuh tanpa melukai siapa-siapa. Yakinkan dengan Iman, Usahakan dengan Ilmu, Sampaikan dengan Amal. Yakin Usaha Sampai (Yakusa).*Penulis: Ficky Franggy KastellaKabid Perguruan Tinggi dan Kepemudaan (PTKP) HMI Cabang Jayapura Periode 2023/2024 *Isi artikel ini adalah tanggung jawab penulis, dan tidak mencerminkan pandangan redaksi.
HMI – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Jayapura, menggelar semarak Milad HMI ke-78 dengan agenda Camping Hijau Hitam, yang berlangsung di Pantai Holtekamp Kota Jayapura, Sabtu 08 Februari 2024.Kegiatan tersebut berlangsung selama tiga hari mulai 07-09 Februari 2024.Mulyadi Anangkota selaku senior HMI, yang juga selaku penulis buku sejarah “HMI di Tanah Papua” mengatakan, bahwa refleksi bukan hanya tentang kejadian yang lalu, namun harus mempu melihat arah yang jauh kedepannya.“Apa yang di alami ade-ade hari ini tentunya berbeda dengan kita berHMI di zamannya saya dengan senior-senior yang lain,” Ucap bang Mul, saat membawa materi.Dia, menambahkan. Bahwa tantangan HMI sudah cukup kompleks dengan berbagai persaingan organisasi di kampus-kampus, terutama di Papua.Melihat hal itu Mulyadi, menaruh harapan besar kepada kader HMI yang hadir dalam acara tersebut.“Keberadaan kader HMI harus mampu membawa perubahan di manapun Ia berada, terutama di masyarakat lebih khususnya,” tutup bang Mul, sapaan akrabnya. (Ditra)*
HMI – JAYAPURA. Keluarga Besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) sukses menggelar nonton bareng film LAFRAN yang diputar di Cinema XXI Mall Jayapura. Film LAFRAN hasil garapan sutradara Faozan Rizal yang dibintangi Dimas Anggara (Lafran Pane), Lala Karmela dan Mathias Muchus ini ditonton sekitar 500 orang di Bioskop XXI Mall JayapuraKoordinator Presidium MN KAHMI, Ahmad Doli Kurnia Tanjung, di Jayapura, mengatakan pemutaran film LAFRAN ini adalah rangkaian roadshow yang ketujuh dan rencananya akan diputar di 35 Kota di Indonesia“Majelis Nasional KAHMI belum melaunching film ini ke publik karena film ini harus ditonton duluan oleh keluarga HMI di tanah air dan masih hak eksklusifnya KAHMI,” katanya, Jumat (31/5)Lanjutnya, Film ini telah ditonton sebanyak 8.700 ribu penonton dan ini masih Keluarga Besar HMI dan rekan-rekan terdekat kader HMI yang nonton seperti Cipayung.“Film ini lahir atas inisiasi dari Akbar Tandjung, waktu itu beliau bersama alumni lain memperjuangkan Ayahanda Lafran Pane untuk menjadi Pahlawan Nasional dan Alhamdulillah perjuangan selama dua tahun membuahkan hasil, Lafran Pane ditetapkan menjadi pahlawan Nasional. Ketika Negara sudah mengakui bahwa tidak ada lagi persoalan tentang keberadaan eksistensi HMIOrganisasi Himpunan Mahasiswa Islam tidak lagi tidak bisa disebutkan sebagai bagian dari organisasi radikal apalagi teroris. Tetapi, HMI adalah organisasi yang cinta tanah air dan cinta Islam“Kemudian dibuatkan buku biografi tentang Lafran Pane, dan dari buku itulah lahir Film LAFRAN. Proses film ini memakan waktu 7 tahun. Melibatkan empat generasi yakni Akbar Tandjung, Nasir Biasane, Ahmad Doli Kurnia Tandjung dan Muhammad Arief Rosyid Hasan,” bebernyaDia menambahkan, kita semua yang nonton dapat meresapi sebab film ini menceritakan perjuangan HMI sampai lahir“Saya menyimpulkan, HMI ini bisa lahir dan besar bukan perkara gampang. Penuh dengan perjuangan, keringat bahkan darah,” pungkasnyaSementara, Ketua Umum MW KAHMI Papua, Muflih Musaad menyampaikan terima kasih kepada Majelis Nasional KAHMI sudah membawa film LAFRAN ke Jayapura dan berkolaborasi dengan MW KAHMI Papua“Sehingga pada malam hari ini kita dapat menyaksikan Film LAFRAN yang menceritakan sosok yang fundamental dalam melahirkan Himpunan Mahasiswa Islam,” katanyaPihaknya meyakini dengan hadirnya film ini dapat memberikan inspirasi kepada kader HMI untuk meningkatkan peran dan eksistensi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. (Ikbal Asra)
HMI – JAYAPURA – Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Papua dan Forum HMI-Wati (FORHATI) Papua mengimbau seluruh kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang berada di Jayapura agar menonton film LAFRAN di Bioskop XXI Mall Jayapura, yang akan tayang pada Jumat 31 Mei 2024, Pukul 18.00 WIT.Film ini menceritakan kisah seorang pemuda yang berasal dari Padang Sidempuan, Sumatera Utara yang memikirkan ke-Islaman dan ke-Indonesiaan demi kemajuan dan keutuhan bangsa. Dibintangi oleh Dimas Anggara, Lala Karmela, Mathias Muchus, Ariyo Wahab, Farandika dan Ratna RiantiarnoKetua Umum Forhati Papua, Rona Ramelia Irianti mengatakan, kader HMI wajib nonton film LAFRAN karena mengingatkan kita semua untuk kembali ke fitrah perjuangan dan independen“Kalau seingat saya, trailer film ini mengingatkan kita agar terus menjaga independensi, hal itu yang sering dilupakan oleh kita. Ayahanda Lafran Pane juga mengajarkan kita untuk tidak terjun ke politik praktis, dan banyak pemimpin itu lahir dari rahim HMI,” katanya di Jayapura, Selasa (28/5)Menurut dia, pihaknya tidak akan spoiler dan ingin mengajak seluruh kader HMI maupun mahasiswa umum untuk menonton secara langsung agar banyak terinspirasi dari kisahnya Ayahanda Lafran Pane“Saya mengajak kader HMI dan mahasiswa untuk bersama-sama menonton film ini, sebab film ini tercatat sebagai penonton terbanyak di rekor muri. Dalam momentum ini juga kita bersilaturahmi dengan alumni lainnya,” ujarnya.Ketua Umum HMI Cabang Jayapura, Rison Zul Akbar Limbong mengatakan, Film LAFRAN ini menceritakan perjuangannya mendirikan HMI ditengah perdebatan sengit tentang keummatan dan kebangsaan pasca kemerdekaan Indonesia“Menurut kami, Ini merupakan satu hal yang sangat inspiratif bagi internal HMI Cabang Jayapura, Alumni dan masyarakat umum. Bagi kami sosok Lafran Pane ini teguh pada pendiriannya dan mampu mendirikan organisasi HMI,” ucapnya. (𝐈𝐤𝐛𝐚𝐥 𝐀𝐬𝐫𝐚)*