Pantai Ciberi merupakan salah satu destinasi wisata alam yang terletak di Kampung Enggros yang berada pada wilayah administrasi Distrik Jayapura Selatan, Kota Jayapura, Provinsi Papua, yang dikelilingi oleh vegetasi pantai seperti pohon kelapa, ketapang laut, pohon kasuari dan menjadi tempat bersantai bagi masyarakat sekitar, tapi juga kerap digunakan sebagai lokasi kegiatan sosial, edukatif, dan keagamaan.
Selain keindahannya, Pantai Ciberi menghadapi tantangan isu lingkungan yaitu Abrasi Pantai, terutama dalam beberapa tahun terakhir. Proses abrasi dipicu oleh beberapa faktor, pertama dari faktor alam, melansir dari data Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kota Jayapura Tahun 2013-2033 Kampung Enggros merupakan kawasan yang berhadapan langsung dengan laut lepas/Samudra Pasifik. Hal ini menyebabkan perubahan iklim terjadinya kenaikan permukaan air laut dan variabilitas iklim musiman. Berikutnya adalah terindikasikan abrasi Pantai Ciberi dikarenakan perubahan perputaran arus laut akibat adanya pilar-pilar yang menopang Jembatan sehingga membuat Pantai Ciberi terabrasi akibat penyusutan garis Pantai.
Isu abrasi yang mengancam Pantai Ciberi tidak muncul tanpa dasar. Sejumlah data dan penelitian memperkuat urgensi penanganannya. Penelitian Baigo dan Kalor (2022) mencatat adanya perubahan garis pantai yang signifikan di sepanjang Teluk Yos Sudarso, termasuk wilayah Pantai Ciberi. Data dari Balai Wilayah Sungai Papua, Kementerian PUPR (2024), menunjukkan bahwa pemerintah telah mengalokasikan anggaran khusus untuk pengamanan kawasan ini dari abrasi.
Laporan harian Cenderawasih Pos edisi 15 Februari 2025 turut menyebutkan penyusutan garis pantai akibat hantaman gelombang yang kian intens. Sementara itu, kajian terbaru oleh Fretes, Tommi, dan Lamba (2025) dalam Jurnal Ilmu Teknik Perencanaan Tata Ruang dan Teknik Sipil menyimpulkan bahwa tingkat kerusakan Pantai Ciberi akibat abrasi tergolong parah. Penelitian yang dilakukan dalam rentang 2014–2024 ini mencatat adanya perubahan garis pantai secara signifikan berdasarkan pengukuran berkala setiap dua tahun.
Temuan-temuan ini seharusnya menjadi peringatan bagi semua pihak bahwa abrasi bukan isu minor, melainkan ancaman nyata terhadap keberlanjutan wilayah pesisir di Jayapura.
Pencegahan terhadap abrasi yang mengakibatkan terkikisnya garis Pantai bahkan bisa saja sampai berpotensi menghilangkan Pantai Ciberi harus dilakukan. Usulan dan rekomendasi terhadap pencegahan abrasi Pantai Ciberi antara lain:
- Peningkatan Pengelolaan dan Kebijakan, seperti koordinasi pemerintah dengan pihak-pihak terkait atas izin resmi dari KLHK, mendorong program penanganan abrasi Pantai Ciberi ke RPJMD 2025-2030 untuk mendapatkan APBD berkelanjutan, mendorong pembentukan Pokja di DPRD untuk pengawalan isu, dan SK Walikota tentang zona prioritas penanganan lingkungan Pantai Ciberi, Pemberian status zona lindung pesisir pada garis Pantai Ciberi yang nantinya tidak dilakukan pembangunan permanen tanpa rekomendasi lingkungan.
- Rekayasa Konstruksi, seperti: breakwater (pemecah gelombang lepas pantai) dengan tujuan mengurangi kekuatan gelombang, memasang konstruksi yang memuat material dengan ketahanan atas pengikisan sebagai proteksi fisik, dan mengembalikan lebar pantai yang hilang dengan sedimentasi ataupun material lainnya sebagai perisai alami.
- Restorasi Ekosistem Pesisir, dengan misalnya menanam kembali vegetasi pantai seperti mangrove maupun tumbuhan pesisir alami untuk memperkuat ketahanan alam terhadap abrasi, dan pembangunan/pemulihan bukit pasir.
- Kolaborasi Pemerintah, Stake Holders dan Masyarakat Adat tentang konservasi berbasis Masyarakat, semisal edukasi maupun pelatihan tentang kesadaran lingkungan pesisir Pantai, pengurangan bahkan pelarangan sampah plastic, dan hal lainnya tentang perawatan Pantai, Mendorong topik Kurikulum Pendidikan tentang Muatan Lokal mengenai Lingkungan sejak dini (SD,SMP, SMA atau sederajat) serta Kolaborasi Bersama Perusahaan tentang program tanggung jawab sosial (CSR Hijau)
- Monitoring Pengawasan dan Pemantauan yang Berkelanjutan, seperti pemantauan aktivitas pergerakan tepi Pantai, evaluasi efektivitas struktur dan vegetasi seperti contoh pengukuran garis Pantai dan dokumentasi Pantai secara berkala.
- Penelitian dan Penilaian Kompherensif, yang melibatkan berbagai disiplin ilmu tentang dinamika pergerakan air laut dan pengaruh terhadap kawasan pesisir Pantai, serta melakukan audit tahunan terhadap kondisi Pantai Ciberi dan keberlanjutan pemulihan.
- Pengelolaan Limbah Yang Berdampak Pada Kawasan Konservasi Mangrove TWA Youtefa, seperti mendorong SOP Pengelolaan Limbah Usaha Sekitar dan Usaha yang limbahnya berdampak pada kawasan konservasi mangrove, perlibatan pemuda sekitar dalam patroli pengawasan limbah yang dibawa, penempatan zona sampah terpilah dan menarik, serta pelatihan pengauditan limbah yang dilakukan oleh DLH Kota Jayapura.
Pembangunan Infrastuktur tentunya kita tau bahwa akan menaikkan roda perputaran ekonomi yang cepat, pelayanan public yang lebih baik, menghubungkan konektivitas antar wilayah, serta membuka peluang pengembangan daerah yang berkembang dan lainnya. Namun dilain sisi bahwa pembangunan infrastruktur tidak menitik beratkan pada factor-faktor itu saja, ada hal yang menjadi sangat penting untuk diperhatikan yaitu terkait dengan lingkungan. Pembangunan Infrasuktur modern di Kota Jayapura harus diromantikkan antara pembangunan selaras dengan prinsip ekologis, sebagai komitmen terhadap Pembangunan yang berKelanjutan.
Atas dasar basis moral dan intelektual, masih banyak lagi isu terkait dengan lingkungan dan keselarasannya dengan pembangunan di Kota Jayapura, sehingga kami mengajak seluruh elemen untuk terlibat dan mengawal arah pembangunan (green economy) diKota tercinta ini untuk masa depan generasi mendatang. Sesuai dengan motto Kota Jayapura “Hen Tecahi Yo Onomi T’mar Ni Hanased” yang artinya “Satu Hati Membangun Kota, Untuk Kemuliaan Tuhan” yang tidak hanya menjadi kata-kata administrative saja, tetapi mempunyai nilai-nilai moral dan filosofis yang memuatkan pesan persatuan dalam keberagaman, kolaborasi dalam pembangunan dan kesadaran dimensi spiritual tentang pembangunan tidak hanya menjadi urusan duniawai tetapi merupakan kerja atas tanggung jawab sebagai manusia kepada Tuhan YME, sehingga diharapkan menjadi kota yang damai, bermartabat, diberkati dan diberkahi menjadi Rahmat seluruh bagi seluruh alam.
Mari kita semua membangun bukan dengan ambisi buta, Tapi dengan hati yang dibisik oleh semesta, Agar anak cucu kelak menyapa, Di Kota Jayapura, yang tumbuh tanpa melukai siapa-siapa. Yakinkan dengan Iman, Usahakan dengan Ilmu, Sampaikan dengan Amal. Yakin Usaha Sampai (Yakusa).*
Penulis: Ficky Franggy Kastella
Kabid Perguruan Tinggi dan Kepemudaan (PTKP) HMI Cabang Jayapura Periode 2023/2024
*Isi artikel ini adalah tanggung jawab penulis, dan tidak mencerminkan pandangan redaksi.